Gunung Halu, Ciranjang, Cianjur merupakan kawasan kantung kristen terbesar di Jawa Barat ini bisa menjadi contoh yang baik bahwa perbedaan bukan menjadi halangan bagi kita untuk tetap bisa hidup harmonis dan damai. Tepatnya di kampung Palalangon kabupaten Cianjur. Sejak lama telah dikenal sebagai tempat umat kristiani. Adapun yang beragama Islam, namun, kehidupan disini tidak pernah ada gangguan yang signifikan. Dimulai pada awal abad ke 20, di desa Kartajaya tahun 1901.
Ada seorang pekabar Injil dari Belanda namanya B. M. Alkema. beliau mencari lahan untuk orang sunda yang kristen, kemudian awal pertumbuhannya 1902 berkembang menjadi jemaat dengan gerejanya sampai dengan hari ini.
Setelah GKP Palalangon didirikan, sebuah komunitas kristiani terbentuk pada tahun 1903 menyusul puluhan warga pendatang dari Sukabumi. Setahun kemudian, berdiri gereja lain yakni Gereja Kerasulan Pusaka di Rawaselang dan terus berkembang beberapa gereja baru sampai saat ini di Kecamatan Ciranjang seperti GKP Sindangjaya, GKP Ciranjang, Kerasulan Baru, Persekutuan Injili Eliezer, Gereja Pantekosta Ciranjang, GKI Ciranjang, dan Gereja Masehi Avent Hari Ketujuh
Masyarakat pun semakin beragam karena ada pendatang baru seperti dari Bogor, Jakarta, atau suku-suku lain dari luar pulau Jawa seperti Batak, Talaud, Sangir, Ambon, dll.
Umat Kristiani di Kampung Palalangon jumlahnya mencapai 100 persen. Namun kondisi ini bukan berarti mereka asing pada toleransi. Soalnya, tetangga kampung seperti Kampung Calincing atau Babakan Garut, sejak lama sudah mayoritas memeluk Islam. Barulah pada tahun 90-an, mulai masuk agama Islam di Kampung Palalangon. Walaupun dulu semua penduduk di sini Kristen tapi toleransi sudah terbangun sejak komunitas Kristen masuk ke sini. Pembangunan gereja Palalangon saja dulunya dibantu oleh saudara-saudara Muslim dari Kampung Calincing. Jadi begitu ada Islam masuk kami juga terbiasa walaupun memang ada penyesuaian. Yang penting jangan ada kebencian, karena kalau diawali dengan kebencian enggak akan bisa toleransi sekuat ini.
Setiap perayaan Hari besar Idul Adha Agama Islam, Umat islam selalu membagi sama rata hasil Kurban nya baik kepada yg muslim maupun non-muslim. Karena menurut Umat muslim untuk memperlihatkan Akhlak islam nya.
Hidup bersama dalam kedamaian menjadi tradisi dan budaya dalam hidup bermasyarakat. suku, ras, serta keyakinan tidak menjadi halangan untuk senantiasa menjalin kerukunan.
Sekian Tugas Review tentang ‘Pesan Damai dari Gunung Halu- Melawan Lupa’ . Terima Kasih .
Nama Kelompok 7 :
-Amaida Sri Mulyani
-Anisa Septiani
-Widylia Shifa Pribadi


Tidak ada komentar:
Posting Komentar